Menanggapi dinamika masyarakat digital yang terus berkembang, Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) Institut Pendidikan RI Jakarta (IPRIJA) menyelenggarakan webinar bertajuk “Paradigma Komunikasi dan Penyiaran Islam dan Trend Dakwah Digital”. Kegiatan yang dilaksanakan secara daring pada Kamis, 21 November 2024 ini berhasil menggugah kesadaran para peserta tentang pentingnya transformasi metode dakwah di era kontemporer.
Read more: Webinar LP2M IPRIJA: Transformasi Dakwah di Era Digital melalui Pendekatan Komunikasi yang Kontekstual
Webinar menghadirkan dua pembicara kompeten di bidang komunikasi dan dakwah. H. Andi Edwin Rewira, MM, selaku Kepala Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) IPRIJA, hadir sebagai pembicara pertama. Dalam paparannya, beliau menekankan perlunya pergeseran paradigma dari pendekatan dakwah konvensional menuju metode yang selaras dengan karakteristik masyarakat digital.
“Generasi milenial dan Gen Z hidup dalam ekosistem digital yang serba cepat dan visual. Dakwah hari ini tidak bisa lagi mengandalkan metode ceramah satu arah yang monoton. Kita perlu memikirkan ulang bagaimana menyampaikan pesan-pesan Islami melalui medium dan bahasa yang mereka pahami dan nikmati,” tegas Edwin Rewira.
Pembicara kedua, Dr. H. Mohammad Ridwan, MA, seorang penulis dan praktisi komunikasi ternama yang kerap menjadi narasumber di berbagai instansi pemerintah dan swasta, menyoroti aspek strategis dakwah digital. Beliau membedah tren terkini dalam konten keislaman di platform digital dan memberikan strategi untuk meningkatkan efektivitas dakwah di ruang maya.
“Kunci keberhasilan dakwah digital terletak pada tiga hal: konten yang berkualitas dan mendalam, kemasan yang kreatif dan profesional, serta konsistensi dalam membangun engagement. Seorang dai digital harus menjadi ‘content creator’ yang paham algoritma, namun tidak kehilangan substansi ilmu yang sahih,” papar Dr. Ridwan dengan mendalam.
Lebih lanjut, Dr. Ridwan juga mengingatkan pentingnya etika (adab) dalam berdakwah di dunia digital. Menurutnya, ruang digital yang seringkali panas dan penuh dengan debat tidak produktif, justru membutuhkan keteladanan dari para dai untuk menyebarkan nilai-nilai keislaman dengan cara yang santun, bijak, dan meneduhkan.
Webinar yang dimoderatori dengan apik ini diikuti secara antusias oleh ratusan peserta dari kalangan akademisi, mahasiswa, praktisi dakwah, dan masyarakat umum. Sesi tanya jawab berlangsung dinamis, menandakan tingginya minat peserta terhadap tema yang diangkat.
Melalui webinar ini, LP2M IPRIJA kembali menegaskan peran strategisnya dalam menjadi wadah diskusi dan pengembangan ilmu yang relevan dengan tantangan zaman. Acara ini diharapkan dapat menginspirasi lahirnya para komunikator dan dai digital yang tidak hanya cakap secara teknologi, tetapi juga kokoh dalam menjaga integritas keilmuan dan akhlakul karimah dalam menyebarkan pesan Islam rahmatan lil ‘alamin.